Sebuah Cerpen
KORUPTORIS
“Apa yang kamu lakukan?
Ini kejahatan! Harus kita laporkan!” tegas Ayah.
“Apa kamu tidak waras ?
Selly akan di drop out dari sekolah
jika mereka tau bahwa Selly juga terlibat, apa kamu mau impian anak kita hancur
begitu saja ?” wajah Mommy memerah.
Ayah tampak kaget mendengar kenyataan tersebut.
***
Siang itu, di sebuah
rumah mewah di tengah Kota, seorang lelaki paruh baya terlihat sedang
menyeruput teh sembari menyila kakinya. Wanita muda yang juga tengah duduk
didepannya menatap paksa suaminya itu.
“Apa rencana mu setelah
ini ?” Ayah akhirnya membuka mulutnya.
“Kamu ingat Raka ?” Mommy tersenyum nakal.
“Tetangga kita yang
kamu bilang gila itu ?”
“Ahaha…kamu masih ingat
ya, tahun ini dia berhasil masuk jurusan Kedokteran di Universitas Indonesia,
aku yakin ibunya adalah pahlawan di balik itu”
“Baiklah kalau begitu,
akan kuserahkan padamu masa depan anak kita” ujarnya sembari meninggalkan
tempat duduknya. Mommy lantas tersenyum
lebar, membayangkan sosok putri kesayangannya. Selly.
Selly merupakan pelajar
di salah satu sekolah elite di kota nya.
Kecerdasan dan kemandiriannya telah menjadikan sosok Selly lebih dewasa
daripada umurnya. Ia merupakan role model
bagi siapapun di kalangannya. Selly juga dijuluki sebagai kompetitor sejati
karena ia mampu bersaing dengan siapapun, bahkan dengan Ayahnya sendiri. Ibunya,
Mommy, sangat mendukung segala hal
yang ia kerjakan. Mommy rela
berkorban demi mewujudkan keinginan Selly, meskipun harus membayar nyawa sekalipun.
Sejak kecil, Selly
bercita-cita menjadi seorang dokter seperti Ayahnya. Ayah Selly merupakan
lulusan terbaik jurusan Kedokteran di Universitas Indonesia pada masanya. Prestasi-prestasi
ini juga terus terjadi secara berulang pada generasi-generasi sebelum Ayah. Hal
ini menjadi kebanggaan sekaligus tuntutan yang besar bagi Mommy sebagai seorang menantu di keluarga tersebut. Begitu pula
dengan tetangganya, keluarga Raka. Pertemuan ibu-ibu kompleks seringkali hanya
sebatas alibi untuk memamerkan kesuksesan mereka. Pertemuan itu kembali digelar
setelah beredar kabar gembira dari keluarga Raka.
“Selamat ya bu, Pak
Anwar tidak perlu repot-repot lagi ke Rumah Sakit jika terluka saat bertugas” ujar
Mommy mendapati Ibu Raka yang sedang
menjamu tamunya. Pak Anwar adalah Ayah Raka, ia seorang tentara dengan pangkat
Kolonel.
“Iya bu… semoga Selly
juga bisa mengikuti jejak Raka ya” Ibu Raka membalas diiringi senyuman santai.
“Wahh! keluarga kalian
memang panutan kami!” heboh Mommy,
lantas semuanya tertawa menganggap hal itu sebagai lelucon.
Berbicara
tentang Raka, ia merupakan putra semata wayang keluarganya. Ia dikenal sebagai
anak yang sangat penurut. Meskipun ia kurang pintar, orang tuanya selalu
menyayangi Raka karena sifatnya itu. Tak pernah ada yang menyangka bahwa di
masa lalu, Raka pernah mengalami gangguan jiwa akibat ulah orang tuanya. Namun
bukan hal ini yang menjadi sorotan. Dengan segala kekurangannya, ibunya mampu
menjadikan Raka sebagai Mahasiswa Kedokteran – UI . Bagi Mommy, kesuksesan Raka merupakan hasil jerih payah Ibunya.
“Apa kamu benar-benar
ingin tau bagaimana Raka lulus di Kedokteran – UI ?” tanya Ibu Raka. Mommy spontan melirik. Mata mereka
saling bertatapan.
“Tentu saja! Siapapun
akan penasaran dengan hal itu!” teriak Mommy
dalam batinnya.
Seketika raut wajah Ibu
Raka menjadi sangat misterius. Ia merogoh saku bajunya lalu memberikan secarik
kertas yang berisikan sebuah nama dan nomor ponsel. Dahi Mommy seketika berkerut, namun Ibu Raka tetap menunjukkan raut
wajah yang sama. Ia lantas mendekatkan mulutnya ke telinga Mommy dan berbisik “Buat dia memilih mu”.
***
“Hai Selly! Saya adalah
pelatih baru mu selama persiapan masuk perguruan tinggi, panggil saja miss Anna” perempuan paruh baya itu
menyapa murid barunya.
“Oh hai miss Anna! Saya sudah mendengarnya dari Mommy” jawab Selly, matanya masih sibuk
memperhatikan seisi ruang kelas pribadi milik pelatihnya itu. Miss Anna tersenyum seakan-akan melihat
hal yang lumrah terjadi.
“Ini ruang
belajar-mengajar kita, saya akan menjemputmu setiap pulang sekolah, agenda mu selama
1 tahun ke depan juga telah saya atur, kamu hanya perlu mengikuti rules-nya dan saya akan memastikan kamu
lulus di Kedokteran – UI.”
Mendengar hal tersebut,
Selly merasa dapat menaruh kepercayaan besar kepada miss Anna. Begitu pula dengan Mommy.
Ia merasa beruntung telah mengetahui rahasia kesuksesan Ibu Raka, yaitu menjadikan
miss Anna sebagai guru private anaknya. Miss Anna bukanlah pengajar yang mampu meluluskan ribuan orang ke perguruan
tinggi impian. Ia hanya memilih 1 – 2 orang tiap tahunnya, lalu memastikan
mereka mendapatkan posisi tertinggi di perguruan tinggi impian tersebut.
Benar saja. Setelah 6
bulan, Selly berhasil memperoleh nilai sempurna dalam seluruh mata pelajaran di
sekolahnya berkat soal bayangan dari miss
Anna. Ia juga mengikuti berbagai kegiatan kerelawanan hingga menjadi
Sekretaris OSIS atas saran dari miss Anna.
Di akhir pekan, Selly selalu mendapat konseling untuk mencegah stress dan
menjaga stabilitas emosionalnya. Segala hal berlangsung dengan sempurna, hingga
suatu ketika di tengah teriknya lapangan kompleks.
“DUAAAARRRRRRRRR”
Sosok wanita tua
tergeletak kaku berlumuran darah. Senjata api yang suaranya terdengar lantang
tadi berada diatas dada wanita tua tersebut dengan posisi jari jempolnya yang
masih tersangkut di pelatuk. Ya, dia tewas bunuh diri.
***
“KAMU SAYA PECAT !!
saya akan kirimkan nomor rekeningnya segera, kamu harus mengembalikan uang saya
sepeserpun !” Mommy meneriaki miss Anna di kantornya dengan
tertatih-tatih.
Kertas yang berlumuran
darah itu adalah alasannya. Tidak cukup dengan ledakan api, Ibu Raka tewas
dengan meninggalkan pesan yang sangat mengagetkan. Polisi memberikan kertas
tersebut kepada Mommy sebagai pihak
yang menemukan mayatnya. Dalam kertas itu tertulis ‘Dia telah mengkhianatiku’. Mommy sontak merintih ketakutan.
Bagaimana bisa seseorang yang hidupnya terlihat sangat diberkati melakukan hal
yang sangat merugikan ini. Namun ternyata, ledakan dan pesan dari Ibu Raka ini
merupakan petunjuk di balik kematiannya. Lamunan Mommy tersadarkan oleh dering telepon dari putri kesayangannya.
“Mommy, dimana miss Anna ?
Kenapa ia belum menjemputku ?” tanya Selly.
“Hari ini Mommy yang akan menjemputmu, kamu
istirahat dulu ya, nak” jawab Mommy
“Loh? Kenapa? Selly kan
sudah semester akhir Mommy…bagaimana
bisa Selly istirahat” bantah Selly.
“Mommy akan jelaskan semuanya di rumah ya sayang” pinta Mommy
“Tidak mau Mommy! Kalo begitu, Selly akan datang ke
kantor miss Anna sendiri !”
“Selly! tung…” Tutt….
Panggilan tersebut diakhiri secara sepihak oleh Selly. Mommy lantas mempercepat langkah roda kendaraannya.
***
Dari kejauhan, Selly
menatap miss Anna yang baru keluar
dari ruang kantornya. Matanya terfokus pada amplop besar berwarna coklat yang
dibawa miss Anna. Ia lantas
memutuskan untuk mengikutinya. Ia berjalan hingga ke pojok gedung, lalu masuk
ke dalam ruangan yang jarang dilalui banyak orang. Selly berusaha mengintip
dari sela-sela jendela ruangan, namun ia lantas terkaget karena melihat banyak
sekali amplop serupa dengan lambang sekolahnya di dalam ruangan tersebut.
Kecurigaan Selly bertambah besar.
“Apa ini ada
hubungannya dengan Mommy tadi ?”
batin Selly
Tanpa ragu, Selly
mengeluarkan smartphone dari tas nya
dan berusaha merekam seluruh kejadian yang terjadi di dalam ruangan tersebut. Selly
memperlihatkan raut wajah tidak menyangka. Selly speechless, ia kemudian bergegas pulang ke rumah untuk melaporkan
apa yang barusan dilihatnya.
“MOMMY !! MOMMY….” Selly
berteriak mencari ibunya di setiap bilik rumah.
“Kamu kenapa Selly ?”
jawab Ayah yang sedaritadi memperhatikan anaknya sedang gelisah.
“Mommy mana Yah? Selly… Selly ada sesuatu..”, suaranya terdengar
pilu. Ia menyodorkan smartphone nya
kepada sang Ayah.
“Apa ini ?! Bukankah
ini guru private mu, nak?” Ayah tambah
bingung karena ia tidak ikut campur dalam urusan itu. Selly lantas menceritakan
seluruh kejadian dari awal hingga akhir kepada Ayah. Raut wajah Ayah seketika
menjadi tidak sedap.
“Ini harus dilaporkan
ke kantor polisi, hubungi ibumu Selly!” tegas Ayah.
“ADA APA INI ?!” Mommy terlihat ngos-ngosan mendatangi
Ayah, ia ternyata mencari Selly sedaritadi.
“Mommy….” rintih Selly memeluk Mommy.
Ia menunjukkan hasil rekamannya di kantor miss
Anna. Mommy terlihat serius
memperhatikan. Matanya seketika membelalak.
“Musnahkan barang bukti
ini Selly!” perintah Mommy
“Apa yang kamu lakukan?
Ini kejahatan! Harus kita laporkan!” tegas Ayah
“Apa kamu tidak waras ?
Selly bisa di drop out dari sekolah
jika mereka tau bahwa Selly juga terlibat, apa kamu mau impian anak kita hancur
begitu saja?” wajah Mommy memerah.
Ayah tampak kaget mendengar kenyataan tersebut.
“Bagaimana bisa kamu
mempercayakan anak kita kepadanya! Untuk saat ini, biarkan pihak berwenang yang
menindaklanjuti hal ini” Ayah berusaha membujuk Mommy untuk tidak berpihak pada kejahatan. Mommy tampak frustasi, begitu pula dengan Selly.
***
Miss
Anna tampak sedang meraih salah satu amplop coklat dari tumpukan amplop
lainnya. Ia berusaha mengeluarkan kertas-kertas soal dari dalam amplop tersebut.
Ternyata itu adalah amlop soal ujian dari sekolah. Kemudian, ia memerintahkan
rekan kerjanya untuk mengedit kertas soal tersebut, lalu mencetaknya dan
membagikan kepada murid-muridnya sebagai ‘soal bayangan’. Ternyata nilai
sempurna yang diperoleh Selly selama ini adalah hasil kecurangan miss Anna.
Mommy
sangat menyayangkan kejadian ini. Ibu Raka mungkin telah lama mengetahui hal
ini. Sebab Raka bukanlah murid yang pintar. Jika ia berhasil masuk ke jurusan
Kedokteran – UI dengan kecurangan, maka tidak mungkin Raka bisa mengikuti
murid-murid Kedokteran lainnya yang murni bersaing. Satu-satunya jalan yang
bisa dilakukan Ibu Raka hanyalah kembali berbuat curang. Raka yang lelah dengan
segala perintah orang tuanya memutuskan untuk meninggalkan mereka tanpa jejak.
Hingga saat ini, tidak ada yang mengetahui keberadaan Raka.
“Terima kasih karena
telah melapor kepada kami, Bu. Tempat kursus ilegal ini akan segera kami tutup”
pak polisi tampak menghormati keputusan Mommy.
Raut wajah Mommy tampak lega
sekaligus khawatir.
Di sisi lain, kabar kebocoran soal telah didengar oleh seluruh
Kepala Sekolah, termasuk sekolah Selly. Kenyataan bahwa nilai sempurna Selly diperoleh
dengan kecurangan telah menjadi rahasia umum di sekolahnya. Namun, Selly telah
mengundurkan diri dari sekolah sebelum kabar tersebut beredar. Ia dan
keluarganya memutuskan untuk pindah ke pinggir Kota dan melanjutkan studinya
disana dengan rasa tenang.
Kejadian yang dialami oleh Selly hanyalah fiktif belaka. Tidak
seperti keluarga Selly yang memilih untuk membuka kenyataannya meskipun pahit,
dunia yang kita tinggali ini nyatanya lebih kejam. Mencontek hanya sekadar
mencontek. Pendidikan hanya sekadar sarana mendapatkan ijazah. Berbuat curang
hanya sekadar upaya untuk bertahan hidup dalam sistem pendidikan yang keji. Pada
akhirnya, sikap negatif yang dibiasakan inilah senantiasa melahirkan generasi-generasi
koruptoris. Generasi dengan ambisi yang tinggi, namun beriring ketamakan
duniawi meninggalkan rasa manusiawi.
IDENTITAS
PENULIS
Nama Lengkap : Dhea Sultana Lutfiyah
Email : dheasl123@gmail.com
ID Instagram : @lutfiyahdhea
Pak anwar tinggal dijalan anwar arsyad dak?
BalasHapusPacak puloo si titin ini
Hapus